wartawan : apakah perasaan saudari sekarang ?
aku : ntah la.... blur..
wartawan : saudari sedih?
aku : jujur.. YA
wartawan : saudari gembira?
aku : jujur..ya TAPI tidak
wartawan : so, dalam keadaan apa saudari sekarang?
aku : jujur.. KELU
wartawan : saudari kecewa?
aku : jujur..SEDIKIT
wartawan : kenapa saudari perlu kecewa?
aku : jujur .. MELETAK HARAPAN DALAM PERPISAHAN
wartawan : saudari..wajarkah itu?
aku : jujur.. MEMANG TAK WAJAR
wartawan : jadi kenapa saudari masih meletak kan itu?
aku : jujur.. MASIH ADA SAYANG
wartawan : kenapa saudari tak pernah berterus terang?
aku : jujur.. memberi PETUNJUK untuk dia MARA kesini..TAPI dia seperti TAK mengerti..
wartawan : bukankah..saudari yang minta undur diri ..
tangan wartawan mengapai helaian dalam kotak dan menghulurkan ke aku
sambil aku menyambut dan melalukan helaian itu ke pipi
aku : thanks....
wartawan : yup..welcome..
aku : jujur.. YA
wartawan : jadi..mungkin dia takut saudari masih lagi menjauhkan diri walau dia akan cuba dekati
aku : TIDAK .. kini ku paham mengapa ..
wartawan : mengapa?
aku : (senyum) bunga....
wartawan : mengapa?
aku : (senyum) bunga....
wartawan : tapi aku sedikit hairan saudari..
aku : kenapa ?
wartawan : saudari sudah tahu hakikat yang nyata..tetapi kenapa saudari masih lagi berasa sedih.. gembira,tapi tiada riak bahagia
aku : TIADA apa .. ^_^
wartawan : mengukir senyum? hairan aku ..
aku : dia berhak bahagia bukan ..?
wartawan : ya..
aku : aku tahu hakikat diri tiada selayak untuk berada dengan dia. jadi, airmata hanya mahu menghapus luka..senyum hanya mahu melakar ceria..tawa hanya mahu membunyikan bahagia..agar semua tidak kelihatan nyata..kabur dan tersembunyi dalam kalbu yang dilindungi rangka dada yang keras dan sasa..
wartawan : wah..bermadah pujangga ..
aku senyum tanpa bicara ..senyum tak perlu kata apa-apa
wartawan : jadi, apa dalam hati saudari kala ini?
aku : diri aku
wartawan : tanpa riak?
senyum lagi
aku : riak apa saudara mahu
wartawan : riak gembira?
aku : ada .. (senyum)
wartawan : riak kecewa?
aku : bakal aku hapus (senyum)
wartawan : hurm...
aku : kenapa?
wartawan : cinta???
aku : cinta tiada lagi
wartawan : sampai begitu sekali?
aku : (senyum) cinta aku hanya untuk dhia delisha dan alif hakimi.. cinta hati bonda
wartawan : lelaki
aku : tiada dalam kamus hidup
wartawan : parah..
senyum lagi..
aku : kenapa perlu kata begitu?
wartawan : hanya kerana itu..saudari bertindak begitu ?
aku : apa perkara yang akan membahagiakan kamu wahai saudara?
wartawan : apa yang aku miliki dan hajati ada bersama ku
aku : kalau tidak seperti itu?
wartawan : aku akan cuba terima seadanya apa yang ada
aku : bagaimana?
wartawan : melepaskan yang tak pasti, melupakan yang terpahat di hati, bergembira dengan apa adanya aku
aku : jadi, salahkah aku?
wartawan diam..
1 detik
2 detik
3 detik
mengukir senyum
wartawan : aku bagai mengerti..tapi buat kamu, aku seperti rasa itu seperti salah
aku : tak adil kata begitu (tawa kecil)
wartawan memerhati sambil tersenyum
~~~
tawa terhenti sambil tertunduk senyum
wartawan : tawa ini akan kekal?
aku : insyaAllah saudara (senyum)
wartawan : saudari .. telah lama aku membaca coretan saudari ..segala duka, suka, dan ceria, aku membacanya.. saudari tahu apa pemikiran ku pada saudari?
aku : tak termampu aku nak membacanya
wartawan : saudari sungguh kuat
aku : mana saudara tahu.. saudara tak pernah kenal baik siapa aku (senyum)
wartawan : dari penulisan..segala permasalahan.. kekosongan.. airmata.. kekecewaan.. kelukaan.. penderitaan.. kegembiraan.. senyuman.. kebahagiaan.. kepuasan...
aku : dihitung banyak sedih dari senyum.. (tawa)
wartawan : sebab itu aku bilang saudari kuat
aku menghulurkan minuman
disambut wartawan
aku : saudara terlalu banyak bicara
wartawan : sebab itu kerja aku
aku memandang kejauhan
wartawan : termenung?
aku : taklah. khayal
wartawan : apa harapan saudari?
aku : (senyum) moga dia(lelaki) bahagia.. moga dia(perempuan) menjaga dia(lelaki).. tidak melakukan seperti aku..
wartawan : untuk diri saudari?
aku : tiada apa (senyum)
wartawan : mana mungkin?
aku : tiada perlu harapan buat manusia yang hayatnya tak lama ..nanti pergi mata terbuka,sebab ralat harapan tak tertunai
wartawan :(kerut kening) siapa kata
aku : orang-orang tua yang hidup lebih lama dari kita (senyum)
wartawan menghulurkan helaian sekali lagi
aku menyambut dan kali ni dilekapkan di mata
wartawan : saudari suka buat orang keliling tersenyumkan ? jadi hapuskan titisan itu..supaya aku tetap tersenyum dan bisa membaca coretan saudari
aku mengalihkan helaian itu
diam
1 detik
2 detik
3 detik
senyum...
aku : insyaAllah saudara (senyum)
nota : ulang papar
No comments:
Post a Comment